UstadzAbsul Somad, Sholat Boleh Pegang HP !! Ini dalilnya.
BY:THE JAKARTA GLOBE. MAY 17, 2022. Jakarta. Indonesia's famous Muslim cleric Abdul Somad was denied entry at a Singapore port as he arrived with his family for a vacation from nearby Batam Island on Monday. Somad said Singaporean authorities didn't provide any specific reason why he was refused entry.
ï»żAA A. JAKARTA - Kebahagiaan tengah dirasakan oleh Ustadz Abdul Somad alias UAS. Dia baru saja menikah dengan perempuan bernama Fatimah As Zahra pada 28 April 2021. Mereka terpaut usia yang cukup jauh yakni 24 tahun. UAS sendiri kini berusia 43 tahun, sementara istrinya 19 tahun.
Dá»ch VỄ Há» Trợ Vay Tiá»n Nhanh 1s. Ustadz Abdul Somad atau UAS merupakan ulama asal Sumatera Utara yang cukup terkenal di Indonesia. Ia merupakan ulama yang sering membicarakan ilmu agama terutama ilmu hadis dan fiqih. Tak ketinggalan juga berbagai perbincangan nasional yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan. Sejak kecil, Ustadz yang merupakan keturunan Syekh Abdurrahman ini telah memperdalam ilmu agama dari tingkat SD. Tamat bersekolah di SD dan MTs yang masih satu wilayah, ia pindah ke Riau dan bersekolah di Madrasah Aliyah Nurul Falah pada tahun 1994. Pada tahun 1998, UAS sapaan Ustadz Abdul Somad mendapat kesempatan beasiswa untuk belajar di Universitas Al-Azhar. Ia turut serta menjadi satu dari 100 orang yang mendapat kesempatan berharga tersebut. Setelah berhasil mengalahkan lebh dari 900 peserta lainnya, Ustadz Abdul Somad berangkat untuk menimba ilmu selama tiga tahun bergelar Lc pada tahun 2002. Ia kembali belajar di Universitas Kebangsaan Malaysia, tetapi hanya dua semester. Pada tahun 2004, ia terpilih kembali untuk beasiswa Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah di Maroko untuk meraih gelar S2. Setelah menempuh pendidikan hampir dua tahun, ulama ini akhirnya lulus dengan gelar Diplome, dâEtudes Superieurs Approfiondies atau yang disingkat pada akhir 2006. Sekembalinya dari Maroko, ia ditunjuk sebagai dosen di berbagai kampus UIN dan STAI Al-Azhar di Pekanbaru, hingga akhirnya memutuskan mundur sebagai dosen pada 2019 dan fokus berdakwah. Selain itu, ia juga aktif sebagai anggota MUI Provinsi Riau, Badan Amil Zakat Provinsi Riau, dan Sekretaris Lembaga Bahtsul Masaâil Provinsi Riau periode 2009-2014. Baca juga Biodata, Profil, dan Fakta dr. Zaidul Akbar foto instagram/ustadzabdulsomad_official Biodata & ProfilFakta MenarikFoto â foto Ustadz Abdul Somad Biodata & Profil Nama Lengkap Abdul Somad Batubara Lc., Nama Panggung Ustadz Abdul Somad Nama Panggilan Ustadz Abdul Somad Tempat, Tanggal Lahir Silo Lama, Asahan, Sumatera Utara, 18 Mei 1977 Kewarganegaraan Indonesia Pendidikan SD Al-Washliyah Medan tamat 1990; MTs Muâallimin Al-Washliyah Medan tamat 1993; MA Nurul Falah, Air Molek, In-hu tamat 1996; S1 Universitas Al-Azhar, Mesir 2002; S2 Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah, Maroko 2006; S3 Universitas Islam Omdurman, Sudan 2019; Profesor Tamu di Universitas Islam Sultan Sharif Ali, Brunei Darussalam 2020-2022; Agama Islam Tinggi â Orang Tua Bachtiar Ayah, Hj. Rohana Ibu Saudara â Istri Mellya Juniarti Menikah 2012 â 2019â; Fatimah Az Zahra Salim Barabud Menikah 2021; Anak Mizyan Haziq Abdillah, Samy Ahmad Mesbahy Ibadillah Profesi Ahli ilmu hadis, Ulama, Dosen, Ustadz, Pendakwah Hobi Touring motor, berdakwah Facebook â Twitter ust_abdulsomad Instagram ustadzabdulsomad_official TikTok â YouTube Ustadz Abdul Somad Official Fakta Menarik Tahun 2019, ia mendapat gelar S3 di Universitas Islam Omdurman, Sudan. Tak hanya menjadi ulama, ia juga menulis beberapa buku yang menjadi best seller, seperti 37 Masalah Populer, 99 Pertanyaan Seputar Sholat, dan 33 Tanya Jawab Seputar Qurban. Sebelum memutuskan kuliah di Al-Azhar, ulama keturunan Syekh Abdurrahman ini belajar di UIN Sultan Syarif Kasim Riau selama dua tahun. Ustadz Abdul Somad sering dipanggil dengan singkatan UAS. Ulama ini disukai para jamaah karena isi ceramahnya yang mudah dipahami dan tidak langsung menilai buruk suatu hal. Ulama lulusan Universitas Al-Azhar ini mulai terkenal sejak ceramahnya disebarluaskan ke berbagai media. Banyak yang menganggap UAS merupakan pengganti Zainuddin MZ. Banyak artis yang dekat dengan salah satu ulama Indonesia ini. Sebut saja Ricky Harun, Irwansyah, Arie Untung, dan masih banyak lagi. Pada 20 Oktober 2012, UAS memperistri Melya Juniarti yang bertempat di Kabupaten Singingi, Riau. Dari pernikahannya dikarunia seorang anak laki-laki bernama Mizyan Haziq Abdillah. Namun, ulama ini membuat geger banyak masyarakat karena kabar perceraian dengan sang istri. Mereka akhirnya resmi bercerai pada 3 Desember 2019. Baca juga Biodata, Profil, dan Fakta Ustadz Khalid Basalamah Foto â foto Ustadz Abdul Somad 1. Ustadz satu ini memiliki hobi yang unik, yaitu touring motor foto instagram/ustadzabdulsomad_official 2. Kini, ustadz kondang ini banyak mengisi acara keagamaan di berbagai tempat foto instagram/ustadzabdulsomad_official 3. Kebanyakan dirinya mengisi dakwah di Pulau Sumatera foto instagram/ustadzabdulsomad_official 4. Tak hanya di Indonesia, ulama ini juga memberikan dakwah hingga ke negara tetangga, Malaysia foto instagram/ustadzabdulsomad_official 5. Sosial medianya digunakan untuk menyebar ilmu keagamaan dan aktivitas dakwahnya di berbagai daerah foto instagram/ustadzabdulsomad_official Gaya berdakwah Ustadz Abdul Somad menjadi kesukaan para jamaah karena cara penyampainnya yang sederana dan mudah dipahami. Meski terkadang muncul berita-berita yang tak mengenakkan, kita tetap bisa meneladani salah satu ulama Indonesia ini karena kegigihannya di bidang pendidikan dan keagamaan.
Sebuah video lama yang berisi ceramah Ustaz Abdul Somad membuat geger warganet belum lama ini. Dalam videonya, dia secara implisit mengatakan orang yang membeli kopi dari Starbucks akan masuk neraka. Video ini sebenarnya sudah muncul sejak 2017, tapi kembali ramai karena banyak sekali orang yang mendiskusikannya di media sosial. Abdul Somad Batubara atau yang lebih dikenal sebagai Ustaz Abdul Somad adalah salah satu pendakwah paling populer di Indonesia saat ini. Kepopuleran dai kelahiran Sumatra Utara 40 tahun silam ini dianggap sudah melebihi dai-dai senior seperti Abdullah Gymnastiar Aa Gym dan Zainuddin MZ kala masih berdakwah. Ceramahnya dinanti-nanti umat Islam Indonesia dari berbagai kalangan baik di dalam maupun di luar negeri. Namanya sempat mencuat di media massa beberapa waktu lalu karena ditolak di Hong Kong ketika akan berceramah di depan warga Indonesia di sana. Ukuran kepopuleran seorang ustaz bisa dilihat dari besarnya tarif yang dia pasang untuk sekali ceramah. Sampai sekarang, belum ada angka resmi berapa tarif Somad ketika masyarakat hendak mengundangnya ceramah. Menurut Somad, dia tidak mematok tarif. Namun, dalam banyak kasus, ustaz-ustaz kondang sering kali mematok harga mahal. Somad sangat populer di media sosial. Jumlah pengikutnya di Facebook mencapai lebih dari 1 juta orang, sementara di Instagram mencapai lebih dari 2 juta orang. Lewat tampilannya di media sosial, Somad mendapat julukan âDai Sejuta Viewâ. Akun YouTubenya, Tafaqquh Video, dilihat lebih dari 50 juta kali. Tidak dapat dibantah bahwa peran media sosial sangat kuat dalam mendongkrak popularitasnya. Namun, saya melihat ada faktor-faktor lain yang membuat nama Somad melejit seperti sekarang ini. Lewat tulisan ini, saya akan mencoba membedah lebih dalam lagi faktor-faktor yang membuat namanya menjadi begitu populer. Cerdik menggunakan media sosial Mengikuti jejak pendahulunya, Somad adalah pendakwah yang berhasil memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mendongkrak popularitasnya. Popularitas pendakwah seperti dia sebenarnya bukanlah hal baru. Pada era 1990-an, ada Zainuddin MZ yang dikenal sebagai âustaz sejuta umat.â Ceramah-ceramahnya selalu dipadati oleh umat Islam dan rekaman-rekaman ceramahnya dalam bentuk kaset diperdengarkan di radio-radio dan masjid-masjid hampir setiap hari. Pada waktu itu, belum ada ustad yang sepopuler Zainuddin MZ. Ketika industri televisi mulai berkembang, muncul ustad-ustad populer lainnya seperti Aa Gym, Yusuf Mansur, almarhum Jefri AL Buchori, Arifin Ilham, dan tidak ketinggalan Mamah Dedeh. Memasuki era digital, Somad mewakili kelompok penceramah yang menggunakan media sosial dalam menyampaikan ceramahnya. Ia tampaknya memahami dengan baik kecenderungan orang dalam mengonsumsi media saat ini yang lebih banyak menggunakan internet. Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2017 memperlihatkan bahwa 43,89% rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktu untuk mengakses internet minimal 1 jam per hari, sisanya mengakses internet di atas 4 jam per hari. Sementara itu, persentasi pengguna internet di atas 7 jam per hari mencapai 26,48%. Dari keseluruhan pengakses internet, media sosial menjadi yang paling banyak digunakan, yakni 87,13%, dan 69,64% pengakses menggunakannya untuk menonton video. Dengan data ini, tidak mengherankan jika Somad kemudian menggunakan media sosial seperti YouTube untuk membangun popularitasnya sebelum kemudian menjadi terkenal di media massa konvensional dan kehidupan sosial. Dengan menggunakan media baru, dia yang semula menunjukkan diri sebagai âustaz pinggiranâ mampu menembus batas-batas dan hadir di setiap layar gawai para penggemarnya di mana saja. Fenomena ini hanya mungkin berlangsung dalam media baru karena keberadaannya yang tak lagi mensyaratkan gatekeeper,â yang menyaring siapa yang layak dan tak layak dipopulerkan. Seandainya tidak ada YouTube, Somad mungkin hanyalah penceramah lokal yang jangkauan siarnya terbatas. Abdul Somad sedang berceramah di Riau. Al Malik Faisal/flickr, CC BY-NC-ND Konteks Sosial Banyak analis berpendapat bahwa popularitas para pendakwah muda di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial yang lebih luas. Konteks yang dimaksud adalah pandangan masyarakat kelas menengah terhadap nilai-nilai Islam. Ahli sosiologi Ariel Heryanto, dalam buku Identitas dan Kenikmatan Politik Budaya Layar di Indonesia, melihat adanya ketertarikan masyarakat kelas menengah terhadap apa pun yang berhubungan dengan Islam. Oleh karena itu simbol-simbol yang memperkuat identitas Islam mereka dianggap penting. Kecenderungan ini bisa dilihat dari tren hijab yang marak akhir-akhir ini. Kenyataan di atas juga menjelaskan mengapa film Ayat-Ayat Cinta mampu menyedot lebih dari 3 juta penonton pada 2008 dan menjadi bagian dari 10 film terlaris sepanjang 2008-2018. Hal ini karena film tersebut mampu memenuhi rasa dahaga kelas menengah baru yang sedang menaruh minat besar terhadap Islam. Begitu pula dengan sinetron-sinetron religi yang merajai rating televisi di Indonesia seperti Para Pencari Tuhan dan Rahasia Ilahi. Ketertarikan masyarakat terhadap semua hal yang berbau Islam bersifat lintas media, baik media konvensional maupun media sosial. Praktik-praktik keseharian pun tak luput dari incaran. Hampir secara rutin, kita mendapati undangan melalui baliho untuk menghadiri ceramah-ceramah keagamaan yang mendatangkan ustad populer. Dengan kecenderungan masyarakat yang seperti ini, Somad menemukan target pasar yang tepat. Gaya komunikasi khas Abdul Somad adalah pembicara yang ulung. Salah satu yang khasnya adalah mengundang tawa. Sisipan humornya membuat ceramah-ceramahnya yang diberi judul âlucuâ, âkocakâ, dan ângakak terusâ ditonton ratusan ribu penonton. Ini menunjukkan bahwa khalayak tidak semata menginginkan ceramah agama, tapi juga hiburan. Dalam hal ini, dia tidak hanya mempunyai penguasaan yang baik mengenai dalil-dalil agama sebagai hasil belajarnya sejak sekolah dasar, tapi ia juga ahli komunikasi yang andal menggunakan humor untuk menyampaikan pesannya kepada jemaahnya. Humornya sering kali tidak baru bahkan terkadang terkesan klise. Namun, orang-orang sering kali lebih senang mendengar apa yang ingin mereka dengarkan dibandingkan dengan apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Dalam konteks ini, tampak bahwa Abdul Somad menaati betul ajaran retorika Aristotelian. Menurut Aristoteles, hubungan pembicara dengan khalayak sangat penting, dan karena itu khalayak haruslah menjadi pertimbangan utama jika pembicaraan ingin berhasil. Oleh karena itu, humor Somad selalu berhasil karena selalu dekat dengan khalayak. Tidak hanya itu, dalam ceramah-ceramahnya, penceramah ini juga sering kali interaktif. Dengan cara demikian, ia mampu membangun kedekatan yang lebih kuat dengan khalayak. Model komunikasi dua arah ini juga mampu meningkatkan kepuasan khalayak. Sebagai pembicara, Somad tidak hanya menempatkan khalayak pada posisi penting dalam pembicaraan, tapi juga memenuhi tiga teori penting dalam public speaking, yakni ethos, pathos, dan logos. Ketika ditanya tentang masalah berpacaran, Somad membagi pengalamannya sewaktu menjadi mahasiswa di Mesir. Di sini, dia sedang membangun kredibilitasnya ethos sebagai orang yang layak berbicara mengenai âhukumâ pacaran, tapi sekaligus membangun kedekatan dan simpati melalui topik yang diangkat pathos. Sementara logos, dibangun melalui suatu argumen bahwa pendidikan jauh lebih penting sehingga inilah yang mestinya diurus karena hal itu akan membuka rezeki. Dengan menggunakan pendekatan seperti ini, ceramah Somad bisa diterima dan disukai oleh jemaahnya.
A popular preacherâs followers took their complaints to top officials after he was refused entry. The social media accounts of President Halimah Yacob, Prime Minister Lee Hsien Loong and other ministers were spammed yesterday by supporters of Indonesian preacher Abdul Somad Batubara, who was turned away earlier this week due to his extremist teachings. This was confirmed by the Ministry of Communications and Information last night. They said Indonesian chat groups had called for cyberattacks on the Singapore government accounts. Indonesian preacher Abdul Somad refused entry to Singapore Affected accounts included those of President Halimah Yacob, Prime Minister Lee Hsien Loong, Senior Minister Teo Chee Hean, Foreign Minister Vivian Balakrishnan, as well as the Immigration and Checkpoints Authority, and Singapore Tourism Board. They flooded the comments with hashtags like SaveUAS and SaveUstadzAbdulSomad and hostile reactions to barring Somad and six others who arrived at the Tanah Merah Ferry Terminal on Monday and were sent back to Batam the same day. However, such comments could no longer be found Thursday morning. Some supporters have called them out for deleting comments. The Ministry of Home Affairs said on Tuesday that Somadâs âextremist and segregationistâ teachings are âunacceptable in Singaporeâs multi-racial and multi-religious society.â âWhile Somad had attempted to enter Singapore ostensibly for a social visit, the Singapore Government takes a serious view of any persons who advocate violence and/or espouse extremist and segregationist teachings,â the ministry said. Somad gained popularity for his controversial views, including suggesting that chess was forbidden for Muslims, and saying that the Christian cross contained âinfidel genies,â or supernatural demons. On Monday, he posted a clip of him being confined in a âjail-likeâ immigration detention room and insisted he was âdeportedâ though Indonesiaâs ambassador to Singapore denied it. âSingapuraâ is still trending on Indonesian Twitter and has been since Monday. It contained mostly tweets condemning Singapore. â[Ustadz Abdul Somad] is a dignified Indonesian, an ulema and an intellectual. This incident is an insult. Itâs very inappropriate for Singapore to treat UAS like that, including deportingâ him for no reason. The Indonesian embassy in Singapore must seek clarification for this incident,â Fadli Zon, an opposition politician, wrote Tuesday. Other stories you should check out Toys through the years featured at Singaporeâs Mint Museum of ToysScorching weather, sweating Singapore to continueCasual Italian spot Luce takes over InterContinental Singapore this week
no hp ustadz abdul somad